Selasa, 31 Desember 2013

GURU YANG BAIK

Beberapa waktu lalu berlangsung  workshop pengembangan SMA RSBI dilaksanakan di Bandung,  salah satu pembicara pada kegiatan  adalah Prof. Muklas Samani dari Surabaya. Pada awal pertemuan beliau menyajikan cerita murid yang tidak berhasil karena gurunya tidak dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan terbaik.

Alkisah terdapat seorang laki-laki  lulusan SMA A. Semasa belajar di sekolahnya, ia tidak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya sehingga ia tidak dapat diterima jadi pegawai di perusahaan mana pun.


Pada satu hari ia terdesak kebutuhan, anaknya yang baru lahir memerlukan susu. Karena kasih kepada anaknya, ia mencuri susu di sebuah pusat perbelanjaan. Dan…ia ketahuan mencuri, lalu dipukuli masa, sampai meninggal. Di alam kubur ia diperiksa malaikat, dalam pemeriksaan ia menyatakan bahwa benar ia mencuri kerena terdesak dengan kasih sayang kepada anaknya.
“Tapi, mengapa kamu mencuri?”
” Karena saya tidak punya uang!”
“Mengapa tidak berusaha cari uang?”
“Karena saya tidak memiliki keterampilan untuk bekerja!”
” Ya. Sudah kamu masuk neraka!”
” Tuan Malaikat, ada satu hal yang saya usul sebelum saya masuk neraka, tolong masukan pula orang-orang yang menyebabkan saya tidak memiliki keterampilan!”

Karuan saja karena sebagian besar peserta adalah guru, maka cerita pun disikapi gelak tawa. dan guru mengerti bahwa pekerjaannya tidak hanya terkait pada  kepentingan jangka pendek, namun keberhasilan mendidik itu didedikasikan pada kepentingan siswa jangka panjang hingga dia menentukan sukses di akhiratnya.

Diskusi dilanjutkan dengan mengidentifikasi guru yang baik.Menurut peserta guru yang baik itu selalu meperhatikan muridnya. Kalau mau mengajar bercerita dulu sehingga membuat siswa senang bersamanya. Guru yang baik memiliki kedekatan psikologis dengan  siswanya sehingga kolaborasi guru dengan siswa tidak terkendala.

Diskusi berlanjut mengidentifikasi indikator guru yang baik. Guru yang baik selalu memperhatikan muridnya, sekali pun pelajaran telah selesai muridnya muridnya masih mau belajar. Murid-muridnya masih asik melanjutkan beraktivitas. Dalam berinteraksi guru yang baik siap dibantah siswanya karena guru  berpendirian haram guru menyalahkan muridnya. Guru berpandangan haram menyalahkan dan membantah siswa karena siswa yang bisa membantah berarti siswa yang berpendirian dan berani bicara atau bertanya. Guru yang baik adalah guru yang dapat dikagumi atau diidolakan siswanya.
Guru yang baik itu bak pelawak. Mungkin tidak ada rumus atau teknik yang baku. Jika di lapangan harus berubah, maka bergantung pada situasi, jika harus berubah maka berubahlah asalkan tetap efektif. Oleh karena itu, jangan-jangan kurikulum kita itu terlalu kaku sehingga tidak memberikan ruang gerak untuk berkreasi.

Guru yang baik ternyata membuat siswanya berhasil. Guru yang menggunakan waktu sependek mungkin, namun siswanya mencapai tujuan yang diharapkan. Pengalaman memberikan pengetahuan dan keterampilan membuat siswa belajar sendiri. Guru yang baik dapat membina siswanya sehingga siswa mengembangkan inisiatifnya sendiri seperti siswa melaksanakan solat tanpa perlu disuruh.

Guru yang baik itu inspiratif, pandai membuat siswa berpikir bahkan bisa membuat sesuatu. Dalam kondisi seperti ini, guru tahu bisa apa siswa sebelumnya sehingga mamahami apa yang harus siswa capai. Dengan demikian guru yang baik memahami yang sesungguhnya siswa butuhkan. Jika yang dilatih adalah menyelesaikan dalam hidup guru dapat menggunakan contoh pertanyaan berikut. Jika kamu akan pergi ke pasar sebaiknya memilih jalan yang mana?

Dengan pertanyaan itu berarti siswa dapat mengembangkan pikirannya sendiri, memilih berbagai alternatif. Oleh karena itu, mata pelajaran pada dasarnya perupakan alat untuk mengantarkan pikiran siswa untuk merumuskan pikiran dalam wadah yang namanya mata pelajaran, namun sebenarnya siswa dapat menyelesaikan dalam berbagai dimensi yang lain yang dibutuhkan dalam hidup.

Penjelasannya pun dicukupkan dengan  saran, guru-guru jangan terjebak dengan output untuk kepentingan jangka pendek, tatepi berilah siswa kita bekal untuk hidup pada jamannya. Pendidikan yang baik adalah membuat siswa kita berhasil. 
Jadi, jangan-jangan yang kita berikan kepada siswa itu tidak mendukung sukses hidupnya, melainkan hanya mengungkung siswa dalam ruangan untuk beberapa tahun dan tidak mendapatkan hal yang sesungguhnya siswa perlukan untuk hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar