Beberapa waktu lalu
berlangsung workshop pengembangan SMA RSBI dilaksanakan di Bandung,
salah satu pembicara pada kegiatan adalah Prof. Muklas Samani dari
Surabaya. Pada awal pertemuan beliau menyajikan cerita murid yang tidak
berhasil karena gurunya tidak dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan
terbaik.
Alkisah terdapat seorang
laki-laki lulusan SMA A. Semasa belajar di sekolahnya, ia tidak
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya
sehingga ia tidak dapat diterima jadi pegawai di perusahaan mana pun.
Pada satu hari ia terdesak
kebutuhan, anaknya yang baru lahir memerlukan susu. Karena kasih kepada
anaknya, ia mencuri susu di sebuah pusat perbelanjaan. Dan…ia ketahuan mencuri,
lalu dipukuli masa, sampai meninggal. Di
alam kubur ia diperiksa malaikat, dalam pemeriksaan ia menyatakan bahwa benar
ia mencuri kerena terdesak dengan kasih sayang kepada anaknya.
“Tapi, mengapa kamu mencuri?”
” Karena saya tidak punya uang!”
“Mengapa tidak berusaha cari uang?”
“Karena saya tidak memiliki
keterampilan untuk bekerja!”
” Ya. Sudah kamu masuk neraka!”
” Tuan Malaikat, ada satu hal yang
saya usul sebelum saya masuk neraka, tolong masukan pula orang-orang yang
menyebabkan saya tidak memiliki keterampilan!”
Karuan saja karena sebagian besar
peserta adalah guru, maka cerita pun disikapi gelak tawa. dan guru mengerti
bahwa pekerjaannya tidak hanya terkait pada kepentingan jangka pendek,
namun keberhasilan mendidik itu didedikasikan pada kepentingan siswa jangka
panjang hingga dia menentukan sukses di akhiratnya.
Diskusi dilanjutkan dengan
mengidentifikasi guru yang baik.Menurut peserta guru yang baik itu selalu
meperhatikan muridnya. Kalau mau mengajar bercerita dulu sehingga membuat siswa
senang bersamanya. Guru yang baik memiliki kedekatan psikologis dengan
siswanya sehingga kolaborasi guru dengan siswa tidak terkendala.
Diskusi berlanjut mengidentifikasi
indikator guru yang baik. Guru yang baik selalu memperhatikan muridnya, sekali
pun pelajaran telah selesai muridnya muridnya masih mau belajar. Murid-muridnya
masih asik melanjutkan beraktivitas. Dalam berinteraksi guru yang baik siap
dibantah siswanya karena guru berpendirian haram guru menyalahkan
muridnya. Guru berpandangan haram menyalahkan dan membantah siswa karena siswa
yang bisa membantah berarti siswa yang berpendirian dan berani bicara atau
bertanya. Guru yang baik adalah guru yang dapat dikagumi atau diidolakan
siswanya.
Guru yang baik itu bak pelawak.
Mungkin tidak ada rumus atau teknik yang baku. Jika di lapangan harus berubah,
maka bergantung pada situasi, jika harus berubah maka berubahlah asalkan tetap
efektif. Oleh karena itu, jangan-jangan kurikulum kita itu terlalu kaku
sehingga tidak memberikan ruang gerak untuk berkreasi.
Guru yang baik ternyata membuat
siswanya berhasil. Guru yang menggunakan waktu sependek mungkin, namun siswanya
mencapai tujuan yang diharapkan. Pengalaman memberikan pengetahuan dan
keterampilan membuat siswa belajar sendiri. Guru yang baik dapat membina
siswanya sehingga siswa mengembangkan inisiatifnya sendiri seperti siswa
melaksanakan solat tanpa perlu disuruh.
Guru yang baik itu inspiratif,
pandai membuat siswa berpikir bahkan bisa membuat sesuatu. Dalam kondisi
seperti ini, guru tahu bisa apa siswa sebelumnya sehingga mamahami apa yang
harus siswa capai. Dengan demikian guru yang baik memahami yang sesungguhnya
siswa butuhkan. Jika yang dilatih adalah menyelesaikan dalam hidup guru dapat
menggunakan contoh pertanyaan berikut. Jika kamu akan pergi ke pasar sebaiknya
memilih jalan yang mana?
Dengan pertanyaan itu berarti siswa
dapat mengembangkan pikirannya sendiri, memilih berbagai alternatif. Oleh
karena itu, mata pelajaran pada dasarnya perupakan alat untuk mengantarkan
pikiran siswa untuk merumuskan pikiran dalam wadah yang namanya mata pelajaran,
namun sebenarnya siswa dapat menyelesaikan dalam berbagai dimensi yang lain
yang dibutuhkan dalam hidup.
Penjelasannya pun dicukupkan
dengan saran, guru-guru jangan terjebak dengan output untuk kepentingan
jangka pendek, tatepi berilah siswa kita bekal untuk hidup pada jamannya.
Pendidikan yang baik adalah membuat siswa kita berhasil.
Jadi, jangan-jangan yang kita berikan kepada
siswa itu tidak mendukung sukses hidupnya, melainkan hanya mengungkung siswa
dalam ruangan untuk beberapa tahun dan tidak mendapatkan hal yang sesungguhnya
siswa perlukan untuk hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar