Suatu ketika hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang
senang bermain dibawah pohon apel itu. Ia senang memanjatnya, tiduran di bawah
pohon dan memakan buahnya, demikian juga pohon apel sangat sayang dan cinta pada
anak tersebut. Waktu terus berlalu, kini anak lelaki itu telah tumbuh besar, tapi anak
itu tidak lagi bermain dengan pohon apel. Suatu hari anak itu mendatangi
pohon apel dengan wajah sedih, dan bercerita pada pohon apel bahwa ia ingin
memiliki mainan. Dan pohon apel dengan senang hati menyuruh anak itu memetik
buah apel tersebut dan menjualnya. Setelah itu anak lelaki pun pergi dan tak pernah
kembali lagi.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi, pohon apel sangat senang
melihatnya, dan pohon apel mengajak anak itu bermain dengannya, tapi anak
lelaki itu berkata, "aku tak punya waktu untuk bermain denganmu karena aku harus
bekerja untuk keluargaku dan aku butuh rumah untuk keluargaku, maukah kau
menolongku?". Lalu pohon apel pun menyuruh anak lelaki tadi menebang pohon apel itu untuk
diambil kayunya lalu pergi dengan gembira. Pohon apel juga merasa bahagia
melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.
Akhirnya anak lelaki itu datang
setelah bertahun-tahun kemudian. Maaf anakku kata pohon apel itu, aku sudah
tidak mempunyai buah apel lagi. Tak apa aku pun sudah tidak punya gigi lagi untuk
mengigit buahmu jawab anak lelaki itu. Aku hanya membutuhkan tempat untuk
beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. Anak lelaki
itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel sangat gembira dan
tersenyum sambil meneteskan air matanya.
Ini adalah cerita tentang kita
semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda kita senang
bermain dengannya. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan
hanya datang ketika memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun,
orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka
berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin bepikir bahwa anak lelaki itu
telah bertindak kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan
orang tua kita.
Yang terpenting: cintailah orang
tua kita selama mereka masih hidup. Sampaikan pada orang tua kita sekarang,
betapa kita mencintainya, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan
akan diberikanya pada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar